Profesor Saragih dan Pendiri Nextfood Arnoldus Douw Bedah Soal Ekonomi Digital Bagi Pemuda Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Profesor Saragih dan Pendiri Nextfood Arnoldus Douw Bedah Soal Ekonomi Digital Bagi Pemuda Papua

Webinar bertema Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Digital Bagi Pemuda Papua yang diselenggarakan Departemen Gugus Tugas Papua, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Sabtu (19/11). Webinar dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Bakrie, Jakarta Prof Dr Hoga Saragih, ST, MT, IPM, CIRR dan praktisi ekonomi digital di tanah Papua Arnoldus Douw. Foto: Istimewa

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Departemen Gugus Tugas Papua, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Sabtu (19/11) menggelar webinar terkait masalah ekonomi digital bagi para pemuda Papua.

Webinar bertema Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Digital Bagi Pemuda Papua menghadirkan dua pembicara yaitu dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Bakrie, Jakarta Prof Dr Hoga Saragih, ST, MT, IPM, CIRR dan founder Nexfood sekaligus praktisi ekonomi digital di tanah Papua Arnoldus Douw.

Menurut Saragih, perkembangan ekonomi digital di Indonesia memiliki sejumlah peluang dan tantangan dilihat dari sejumlah aspek seperti permintaan dan pasar, faktor produksi, dan regulasi.

“Dari sisi aspek permintaan dan pasar, peluang Indonesia pada ekonomi digital terletak pada pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi pada tingkat nasional maupun global, pertumbuhan transaksi digital dan financial technology yang terus meningkat,” katanya.

Sedangkan tantangan pada sisi aspek dan permintaan pasar di antaranya adalah kurangnya kemampuan ekonomi digital saat ini dalam merespon permintaan dan pasar, ketimpangan eksposur terhadap teknologi digital antar wilayah, terutama daerah perkotaan dan pedesaan.

Dari sisi faktor produksi, lanjut Saragih, peluang pengembangan ekonomi digital terdapat pada sisi permodalan. Investasi bagi startup digital selalu meningkat dan terdapat ketertarikan investor asing terhadap startup digital nasional, sisi infrastruktur telekomunikasi yang kondisinya terus membaik.

Kemudian sisi sumber daya manusia, tingkat lulusan TIK di Indonesia relatif tinggi dan jenis-jenis pekerjaan baru terus berkembang. Sedangkan tantangan dari sisi faktor produksi ekonomi digital Indonesia di antaranya adalah biaya dan akses internet dan listrik yang masih relatif mahal plus belum merata.

Selain itu, belum adanya kurikulum dan pendidikan untuk ekonomi digital, temasuk modal ventura dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan modal startup digital, dan minimnya profesional di bidang ekonomi digital.

Adapun dari sisi regulasi, peluang ekonomi digital terdapat pada dukungan pemerintah terhadap industri ekonomi digital yang sudah cukup baik. Dukungan ini juga terlihat dengan tersedianya peta jalan (roadmad), strategi dan kebijakan pemerintah terkait dengan industri ekonomi digital yang diusung kementerian dan lembaga terkait.

Namun demikian, regulasi pemerintah belum mengakomodasi pertumbuhan startup digital yang sangat pesat dan regulasi-regulasi dari berbagai lembaga dipandang kurang harmonis serta belum terkoordinasi dengan baik. Tantangan lainnya dari sisi regulasi di antaranya regulasi terkait perlindungan konsumen di sektor digital yang masih kurang dan terdapat isu-isu cyber crime dan cyber attack yang belum teratasi.

Sedangkan Arnoldus Douw mengatakan, bisnis digital di Papua ibarat kebun kosong yang belum digarap. Oleh karena itu, ia mengajak pemuda Papua untuk menggarap “kebun kosong” tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Saat ini generasi muda Papua selalu mengakses media sosial atau medos seperti Facebook, Instagram, Tiktok, YouTube, dan sebagainya tetapi belum dimaksimalkan baik untuk mendatangkan income,” kata Arnold.

Oleh karena itu, Arnold mengajak generasi muda Papua untuk memanfaatkan medsos sebaik mungkin untuk berdagang. Saat ini, katanya, ia bersama teman-temannya tengah menyiapkan 11 fitur aplikasi. Salah satunya nextipar, sebuah aplikasi ojek online.

Ketua Departemen Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik Melkior NN Sitokdana, S. Kom, M.Eng merespon positif gerakan generasi muda Papua di bawah pimpinan Arnoldus Douw meluncurkan berbagai aplikasi untuk mendukung kebutuhan masyarakat di era digital saat ini.

“Saya berharap di masa akan datang ada kesepakatan dengan Gojek dan Grab agar tidak masuk ke tanah Papua menguasai sebagian pasar ekonomi digital. Langkah ini perlu mengingat ada anak negeri Papua sudah merintitis aplikasi digital yang fiturnya sama dengan Gojek dan Grab,” kata Melkior yang juga dosen Universitas Satya Wacana Salatiga.

Selain itu, Melkior yang juga putra asli Papua asal Kabupaten Pegunungan Bintang, berharap agar perlu ada regulasi turunan dari otonomi khusus (otsus) Papua untuk memproteksi para pengusaha ekonomi digital di Papua. Diskusi dipandu Nikson Theys Muay, mahasiswa Pascasarjana Sistem Informasi Universitas Satya Wacana Salatiga. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :